Rabu, November 21, 2012

Blogging dan Media cetak

Blogging dan Media cetak

bloggingBlogging berawal dari sebuah diary, atau tulisan harian mengenai perjalanan seseorang dan sekarang blog lebih dari sekedar catatan perjalanan seseorang, dan sekarang berbagai opini tentang suatu issue tertuang di media blog, kita bisa menulis apa saja menurut apa yang ada dalam pikiran kita dan tulisan kita bisa dibaca siapa saja, dimana saja dan kapan saja.

Berbeda dengan media cetak yang ditulis oleh seorang wartawan untuk dipublish di media dimana wartawan itu bekerja, dan kadang tulisan itu mengalami berbagai pengeditan oleh editor atau pimred. Berbeda dengan blog yang secara personal memberikan view tentang sesuatu yang dianggap menjadi “interest” tersendiri untuk di tulis dalam blog.

Ada yang menarik antara blogging dan media cetak, banyak yang beranggapan bahwa kehadiran blog akan menggeser keberadaan media cetak, seperti saya kutip dari blog iman broteseno …. disaat Kita dari dulu mendengar sejak penemuan penemuan teknologi. Bahwa televisi akan menggusur radio, atau home theater akan menggeser bioskop. Sampai sekarang tidak pernah ada yang memakan korban. Demikian juga blog .Walau ada prediksi bahwa koran akan mati tahun 2014. Namun itu belum tentu terbukti. Beberapa koran di Amerika memang menutup media cetaknya dan beralih ke cyber media..

Melihat trend media sekarang, banyak media sudah mempunyai cyber media disamping media cetaknya, dimana pembaca mereka tanpa membeli koran atau majalah,  mereka bisa dapat menikmati suatu info dari koran atau majalah tersebut melalui website. Kita sebut saja Kompas dengan Epaper kompasnya yang mirip persis dengan koran kompas yang dibagikan loper koran ke rumah-rumah atau dijual di persimpangan jalan di ibukota dipagi hari, saya sangat menikmati epaper kompas kalau saya berada di luar Jakarta, atau detik.com dan okezone.com dan masih banyak lagi. Memang trend online terus meningkat mungkin juga karena iklan dari dua provider yang satu “Anti Mati Gaya” dan satu lagi “online-online” dari saykoji.

Balik lagi ke blog, mungkin kita pasti sering mendengar atau menikmati puisi-puisi Sastrawan Taufik Ismail. Beliau selalu menyuarakan keprihatinan nya tentang minimnya minat baca tulis masyarakat Indonesia, tentang kurang dikembangkannya budaya tulis menulis sejak dini. Saya lihat betul bagaimana keprihatinan sang Sastrawan ini saat membacakan puisi yang selalu ada kegelisahan tentang negeri ini yang perlu banyak belajar untuk membaca dan menulis. Mungkin blog bisa menjadi salah satu alat mengembangkan minat baca tulis. Dari membaca kita bisa menuangkan ide-ide ke dalam tulisan yang bisa kita share via blog, bukankah blog sebuah wadah yang memberikan kebebasan berekspresi? Walaupun ada  Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik yang menjerat Prita Mulyasari dengan sharingnya melalui internet, bukan alasan untuk takut berbagi asal sesuai dengan etika dan rule yang ada.

Mengenai baca tulis, saya teringat kembali tentang tulisan saya mengenai budaya Jepang yang suka membaca dan menulis, dan dari kebiasaan mereka membaca dan menulis bangsa matahari terbit ini mampu menggerakkan perekonomian khususnya dibidang buku komik, anime  dan industri kreatif  lainnya. Saatnya online waktunya blogging…!! Sekecil apapun berbagilah!
Blogging dan Media cetak
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.